Wednesday, February 19, 2014

Teruntuk Jarak

Sekali waktu, aku protes terhadap jarak.

Kenapa harus ada jarak yang memisahkan kita?

Berulang kali aku menghujat keberadaannya.

Betapa bangsat dan keparatnya dia yang hampir membuatku gila.





Aku tak dapat memeluk dan merengkuh kekasihku ketika rindu kian mengganas seperti panas yang menguliti dengan gemas.

Yang kemudian menguap lalu mengendap karena terlalu lama tak bertatap.



Sampai aku mulai lelah hingga jengah.

Jengahku merasuk ke tulang-tulang, menusuk berulang-ulang.




Hanya doa-doa yang aku rapal setiap hari hingga tercecer dan habis tak bersisa hanya untuk mengharap kedatangannya.


Berapa perak yang harus aku bayar untuk sebuah jarak?


oleh sebab jarak, kemudian aku mengerti tentang arti dari pertemuan.

Sebuah jabat tangan, setiap gelak tawa.

Betapa setiap kebersamaan menjadi begitu bermakna dan tak ternilai harganya.

Ketika rindu adalah residu dari cinta yang menggebu-gebu, alasan utama untuk sebuah temu.

Adalah Jarak yang mampu membuatnya menjadi begitu indah dan nyata.




Kepada jarak, aku benci sekaligus berterima kasih padamu.
Namun aku tetap tak akan bisa bersahabat denganmu.



dari wanita yang dirundung rindu,
Silvi

He Is Not Superman, He Is My Man.


Bukan seorang pahlawan super berbadan kekar dan kuat dengan kemampuan hebat. 
Dia hanya seorang pria yang mampu melindungiku tanpa karus berkelakar hebat. 
Seseorang yang keberadaannya mampu membuatku merasa aman.

Bukan pria manis yang selalu memanjakan wanitanya dengan perlakuan romantis. 
Dia justru selalu menuntutku untuk melakukan sendiri segala apa yang seharusnya aku kerjakan. 
Dia tegas dalam beberapa hal yang dianggapnya benar, meski terkadang menyebalkan.

Dia bukan pria puitis dengan segudang puisi romantis.
 Dia pria tanpa basa-basi, seorang penunjuk bukti tanpa omongan berlebihan tentang konsep kebahagiaan yang selalu sukses membuatku mengangkat simpul di bibir, tersenyum bahagia.

Pria yang terkesan cuek, namun dalam diam aku yakin bahwa dia selalu memperhatikan setiap detail diriku.
Seorang yang seringkali membuatku jengkel dengan ledekan-ledekannya, namun selalu mampu menghangatkan suasana. 
Seorang pria yang mampu membuat suasana yang beku sekalipun menjadi sangat cair.

Pria bebal yang seringkali mementahkan segala peringatan dan nasehatku. 
Pria yang sulit dipengaruhi apalagi dipaksa untuk mengerjaka n sesuatu yang tak seirama dengan hatinya.
Namun selalu mampu meredam segala emosiku yang meledak-ledak dengan perangainya yang tenang dan menyejukkan.

Dia bukan sosok pria yang sempurna, but he is perfect in his imperfection.



He is not superman, he is my man.







dari seorang perempuan yang 'mengaku' cantik,
Silvi.


Sunday, February 16, 2014

Selamat Ulang Tahun Kekasihku, Reza.


17 Februari 2014.



Selamat ulang tahun kekasihku, Reza.

Semoga kamu selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Maaf aku tidak bisa menemani di hari kelahiranmu.

Aku tidak mungkin menyusul ke kota mu sekarang karena ada hal yang perlu aku kerjakan disini.


Maaf, aku  tak bisa mengucapkan selamat ulang tahun langsung kepadamu.

Tidak ada tiup lilin, peluk kecup maupun perayaan meriah.

Aku hanya punya segenggam doa dengan beribu harapan baik terhadapmu.

Segala apa yang kau harapkan semoga kelak dapat terkabul.
Semoga segala kebaikan selalu bertambah dalam dirimu.


Hari ini genap 23 tahun usiamu.
Aku yakin kamu sudah paham betul bagaimana cara memaknai pertambahan usiamu saat ini.

Tetap menjadi pribadi yang begitu ramah bagi siapapun, rendah hati dan tegar.

Esok, hidup akan lebih berat.

Berdoalah agar kamu siap menghadapinya.

Ingatlah, jangan pernah meminta untuk diringankan bebannya, mintalah agar dikuatkan tenaganya.

 Aku yakin, kamu akan mampu melewati semua.



Sekali lagi, selamat ulang tahun.
Jangan jadi tua dan menyebalkan :)







muchlove,
Nurihza Zulvi Muharammi

Saturday, February 8, 2014

Februari



Bulan kedua pada penanggalan masehi.
Bulan dengan jumlah hari yang paling sedikit dari bulan-bulan lainnya.
Yang kata orang adalah bulan penuh cinta.
Katanyaaa...


Aku tak pernah menyangka akan memaknai Februari sampai sedalam ini.
Bukan ikut-ikutan latah menganggap bulan ini adalah  bulan yang penuh cinta.
Bukan karena ada hari valentine di dalamnya, karena memang daridulu aku tak merayakannya.

Lebih dari itu, aku mengistimewakan Februari sebab orang terkasihku lahir di bulan ini.

Mulai tahun ini, Februari akan menjadi bulan yang aku tunggu-tunggu.
Bukan untuk membuat perayaan besar-besaran dengan riuh kembang api.
Bukan pula untuk mengadakan pesta meriah yang mewah.
Namun untuk bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan, karena telah mentakdirkan seseorang untuk lahir pada 17 Februari 1991 yang kemudian takdir pula yang membawanya untuk berada disampingku saat ini.



Andaikan dia tidak lahir di bulan Februari 23 tahun yang lalu, akankah dia ada disamping ku saat ini?
Apakah akan sama ceritanya apabila dia di lahirkan jauh sebelum tanggal itu?
Atau bahkan jauh setelah kelahiranku ?

Now I believe that everythings happen for a reason.

Wednesday, February 5, 2014

JALAN- JALAN KE KEBUN BIBIT :D

Hai haiiii….

Aku mau cerita perjalanan panjaaaaaaaang kita.

 

Aku dan patjar ceritanya mau kentjan ke kebun bibit.
Kenapa disebutnya perjalanan panjaaaaaaaaang?
Karena ini benar-benar perjalanan yang sangat amat panjang dan melelahkan tapi asikk dan tetap tidak romantis.

 

28 Januari 2014, sekitar jam 14.00 kita berangkat.

Seperti biasa aku yang harus mikir akan kentjan kemanakah kita kali ini, dan pilihannya jatuh kepada KEBUN BIBIT .

Kenapa kebun bibit ? ya karena aku pengen ke taman yang bener-bener ‘TAMAN’

Which is masih rindang pohonnya sejuk udaranya dan banyak bunga-bunganya. Dan menurut kabar burung yang entah burungnya siapa, kebun bibit itu tempatnya keren dan asoyy :D

 

Sama-sama nggak tahu lokasinya itu dimana, nekatlah kita menuju ke daerah UNAIR.
Berbekal info sana-sini kita memutuskan untuk menuju ke daerah Menur. Udah sampe Menur  kita bingung mau kemana ? NAH LO?!
Akhirnya   aku BBM Irma dan dia bilang itu kebun bibit ada di belakang STIKOM.
Oke, info udah di dapat. Lalu muncul lagi satu masalah.
Kita berdua nggak tau itu STIKOM ada dimana…….

 

Karena gengsi terlalu tinggi untuk nanya lagi, akhirnya aku browsing dimana alamat STIKOM. Berbekal info alamat STIKOM dari Google dan GPS di handphone gue yang nggak seberapa canggih ini, melajulah kita ke arah Rungkut yang jaraknya  JAUH GILAAAAAAA dari Menur.

 

Karena tuan puteri laper, maka kita makan dulu di deket RSUD Dr. Soetomo.
Setelah perut udah di isi makanan, kita meluncur ke arah Rungkut.
Awalnya aku ceria-ceria aja
Ketawa-ketawa aja

Sampai akhirnya

 

Mulai bête

 

 

Kemudian bête

 

 

 

Lalu bête banget!

 

Kenapa ?

Karena lama nggak nyampek-nyampek!

Udah macet, panas lagi. Hih!

 

 

Dan tragedi itupun terjadi.

Jeng jeng….

Handphone gua mati !

Yang artinya GPS sebagai penunjuk jalan kita juga mati.

 

 

 

Tapi tenang….
Ada powerbank :D

 

 

 

Setelah di charge dan akhirnya nyala, kita meneruskan perjalanan kita ke barat, tapi bukan untuk mencari kitab suci. Bukan.

HP sih udah nyala, tapi batrenya masih merah dan si patjar udah ngomel-ngomel aja suruh buka GPS. Gue nolak dong, ntaran dulu deh nunggu batrenya keisi banyakan dikit. Dan dia semakin marah…. Gue? Tambah marah :p

Di atas motor kita jutek-jutekan sampai akhirnya……….. nyasar.
Oke, ini salah gue nggak nurutin apa kata dia buat buka GPS.

 

 

Setelah itu, dia yang ambil kendali. Gue nggak banyak bicara buat ngasih arah-arah. Takut salah lagi. 

Dan setelah muter-muter ngelewatin kampung-kampung akhirnya nyampek juga kita di KEBUN BIBIT \m/

 

Kita nyampek situ sekitar jam setengah lima lebih.
Belom ada 15 menit kita duduk, eh ada pengumuman dari penjaga kebun untuk segera meninggalkan kebun karena kebun bibit udah mau tutup L

But its ok, at least kita udah tahu tempatnya dimana jadi besok kalo mau kesini nggak usah muter-muter dulu.

 here some picture from our first journey, 28-01-2014

 

 
 
The second journey, 30-01-2014
danau di Kebun Bibit Wonorejo Surabaya

fokus ke dermaga kecil di ujung sana ajah yaaa :))

stress mikir skripsi :p
 
bunganya :3

abaikan orang yang di tengah, focus ke tamannya aja.
 

narsis dikit boleh kan? ;;)
 

Reza & Silvi